Relawan Antar Jemput Jenazah Covid-19 Kota Tegal Terlantar di Lumbung Anggaran

    Relawan Antar Jemput Jenazah Covid-19 Kota Tegal Terlantar di Lumbung Anggaran
    Penggali kubur terjungkal bersama peti jenazah Covid-19 Alm. Bachtiar SH kedalam liang lahat. Kejadian di Pemakaman Cleret, Tegal Selatan, Kota Tegal milik Pemkot Tegal, (Rabu, 21/7/2021).

    TEGAL - Tim Reaksi Cepat penanganan antar jemput dan pemakaman jenazah Covid-19 yang bermarkas di kantor BPBD jalan Cempaka, Tegal Timur, Kota Tegal, sejak hari Kamis 24 Juni 2021 bulan lalu hingga Kamis, 22 Juli 2021 bulan ini (efektif 29 hari) telah memakamkan sedikitnya 112 jenazah Covid-19. Semua jenazah dari 112 merupakan warga Kota Tegal kecuali 2 jenazah berasal dari Mejasem dan desa Pengabean, Kabupaten Tegal. Terakhir dalam sehari tepatnya hari Kamis, 22 Juli 2021, mereka telah memakamkan 11 (sebelas) jenazah Covid-19.

    Mereka dalam menjemput, menghantarkan dan juga sekaligus memakamkan Jenazah dari Rumah Sakit hingga ke liang lahat, merupakan tim yang terdiri dari 8 orang. Kedelapan orang tersebut saat persiapan menurunkan peti jenazah ke liang lahat, terbagi dari 4 orang mengendalikan tali dibawah badan peti, 2 orang melepaskan bambu penyangga peti jenazah dan 2 orang lagi menjaga dua ujung peti jenazah (bagian kepala dan kaki jenazah). Hal itu dilakukan secara profesional untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

    Sebab pernah terjadi diluar penanganan TRC, sebuah peristiwa tragis pada pemakaman jenazah seorang Notaris yang meninggal dunia karena Covid-19 yang dilakukan bukan ahlinya dalam menangani pemakaman jenazah. Hal itu dilakukan bukan dari TRC yang berkantor di BPBD Kota Tegal tersebut.

    Peristiwanya bermula saat Jurnalis Indonesia Satu turut mengantar jenazah seorang Notaris bernama Bachtiar, SH yang dinyatakan meninggal dunia akibat Covid-19 oleh Rumah Sakit rujukan Mitra Siaga yang dimakamkan di Pemakaman milik pemerintah Kota Tegal, Makam Cleret, Randugunting, Tegal Selatan Kota Tegal, (Rabu siang, 21/7/2021).

    Usai disolatkan (saat itu jenazah masih didalam ambulan), lalu dikeluarkan oleh 3 (tiga) orang petugas ambulan berpakaian APD (dari RS Mitra Siaga) dan dibawa menuju liang lahat yang sudah disiapkan. Karena cuma 3 orang yang membawa peti jenazah, maka seorang penggali kuburpun turut membantu menggotong. Saat peti jenazah diturunkan ke liang lahat itulah terjadi hal diluar dugaan, penggali kubur tak kuat menahan peti jenazah yang belum sampai dasar liang lahat, sehingga Penggali kubur itupun terjungkal bersama peti jenazah kedalam liang lahat.

    Atas kejadian tersebut Jurnalis kotategal.indonesiasatu.co.id mencoba menelisik kwalitas penanganan prosesi pemakaman bagi jenazah Covid-19 dari mulai Rumah Sakit hingga masuk ke liang lahat.

    Bagi keluarga korban meninggal dunia akibat Covid-19, mereka akan terbebaskan dari beban pembiayaan dari proses perawatan hingga pemakaman.  Namun kalau meninggal dunia tanpa akibat Covid-19, biayanya bisa mencapai puluhan juta rupiah. Akan tetapi ternyata, keluarga yang sedang berduka akibat anggota keluarganya meninggal dunia karena Covid-19, saat di Pemakaman masih harus mengeluarkan biaya yang kisarannya antara 900 hingga 1, 5 juta rupiah.

    Terkait penarikan biaya bagi keluarga jenazah korban Covid-19, dapat diambil sampel dari 4 keluarga yang mempertanyakan pada tim reaksi cepat perihal biaya tersebut. Salah satunya menimpa pada salah seorang Ketua Rt bernama Sofian yang tinggal dijalan Dukuh, Tegal Barat, Kota Tegal yang dimintai biaya Rp 900 ribu saat memakamkan anggota keluarganya di Pemakaman Cleret, Kota Tegal beberapa waktu silam. Ada juga jenazah Covid-19 kiriman dari Jakarta karena keluarganya yang tinggal dijalan Ababil, Kota Tegal meminta dimakamkan di Pemakaman Cleret. Namun dilokasi pemakaman, keluarga tersebut dimintai biaya Rp 1, 5 juta.

    "Mohon maaf, apakah biaya tersebut yg minta  pihak Rumah Sakitkah?  Sebab setau kami memang tidak ada biaya apapun,  kalau pemakaman dengan prokes. Kalo memang pihak rumah sakit yg meminta, segera akan kami telusuri, " Terang Sopian, Humas Rumah Sakit Mitra Siaga pada Jurnalis Indonesia Satu saat dihubungi melalui WhatsApp, Rabu malam (22/7/2021).

    Sementara soal pembiayaan bagi pemakaman jenazah Covid-19, diakui oleh Nurokhman dari Dinas Perkim Kota Tegal dikatakannya hal itu untuk insentif para penggali kubur.

    "Ya antara 300 sampai 400 ribuan mas. Tahun kemarin (2020) malah 600 ribuan, " Kata Nurokhman, Kasi Sarana Prasarana dan Utilitas dan PSU Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Pemerintah Kota Tegal pada Jurnalis Indonesia Satu di lokasi pemakaman.

    "Biaya itu untuk mereka mas yang mengurusi pemakaman jenazah. Untuk menggalinya sih pakai beko (backhoe) selanjutnya mereka yang mengerjakan, " Tambah Nurokhman sambil menunjuk beberapa pekerja penggali kubur.

    Sementara pemerintah Kota Tegal sendiri meski sudah mengalokasikan anggaran Covid-19 sebesar 57 miliar dimana dalam rinciannya menempatkan pembiayaan untuk pemakaman Covid-19 pada pos anggaran tersendiri senilai Rp 262 juta (dua ratus enam puluh dua juta rupiah), namun anggaran tersebut belum direalisasikan hingga akhir bulan Juni 2021.

    Akibatnya diduga terjadi praktek-praktek melawan hukum seperti pungli dikisaran pemakaman yang besarannya hingga bisa mencapai antara 900 hingga satu setengah juta rupiah per jenazah. Alasannya untuk proses pemakaman dan membayar para penggali kubur.

    Lebih parahnya lagi masih dalam dugaan terjadinya potensi penyimpangan didalam urusan pembiayaan dalam penanganan pemakaman jenazah Covid-19. Beberapa tenaga relawan belum mendapatkan honor yang dijanjikan dinas kesehatan Kota Tegal hingga saat ini. Bahkan untuk asupan bagi para relawanpun tak tersedia.

    "Saat memakmkan jenazah jangankan snack, minuman saja tidak disediakan kok mas, " Ungkap salah seorang relawan.

    Sementara saat ditemui usai acara Rapat Koordinasi Evaluasi Pelaksanaan PPKM Darurat di Adipura, Pemkot Tegal, Kepala Dinas Kesehatan, Sri Prima Indraswari nampak gugup dan menunjukan sikap tak tenang. Dia justru tidak mengetahui apakah para relawan masuk dalam anggaran Dinkes. Diapun memanggil Sekretaris dinasnya Juli Prasetyo yang ada di ruang Adipura untuk meladeni pertanyaan.

    dr. Prima melalui Juli membenarkan bahwa dari mulai tanggal 24 Juni 2021 hingga saat tulisan diangkat, 23 Juli 2021, praktis satu bulan, pihaknya belum pernah memberikan suply asupan apapun untuk para relawan.

    "Vitamin (asupan bagi para relawan - red) baru akan didistribusikan sekarang besok. Karena proses pengadaannya baru ada saat ini" Kata Juli yang juga menampakan kegugupannya.

    Sebagaimana diketahui, mereka yang tergabung dalam Tim Reaksi Cepat (TRS) yang bermarkas di kantor BPBD Kota Tegal sejak tanggal 24 Juni 2021 hingga 23 Juli 2021, sudah melakukan antar jemput dan pemakaman sebanyak 112 jenazah kurang dari satu bulan.

    Bagus Kristiyanto, Koordinator TRC BPBD Kota Tegal, menyebutkan pada Jurnalis Indonesia Satu bahwa pihaknya diminta Dinas Kesehatan Kota Tegal untuk membantu pemerintah kota Tegal memakamkan jenazah-jenazah Covid-19 khusus yang dari wilayah Kota Tegal.

    "Saat itu dari pihak Dinkes melalui bu Halamah datang kesini dan meminta bantuan kami. Itu dipertegas lagi dalam rapat di Kantor Dinas Kesehatan yang juga dipimpin bu Halamah soal bantuan tenaga untuk pemakaman, " Ujar Bagus.

    Saat ditanya mengenai biaya operasional keseharian dalam proses kegiatan antar jemput hingga pemakaman jenazah Covid-19, Bagus mengatakan hal itu ditanggung sendiri.

    "Selama ini biaya operasional ditanggung sendiri dan terkadang bantuan dari pihak lain, " Tutur Bagus Kristiyanto.

    "Kami sudah bergerak dalam pemakaman sejak bulan Oktober 2020 tapi waktu itu yang menangani persoalan biaya operasional dan honor dari RS. Kardinah. Kegiatan itu terhenti seiring penurunan kasus Covid-19 dari maret sampai bulan Juni. kami diminta kembali memakamkan jenazah Covid-19 mulai tanggal 24 Juni bulan kemarin. Tapi soal honor sama dinas kesehatan, " Papar Bagus.

    Bahkan beberapa anggota yang lain turut menimpali percakapan. Ratono misalkan, juga membenarkan semenjak ditangani dinkes, dalam setiap memakamkan jenazah tidak ada asupan apapun.

    "Bahkan airpun tidak diberikan. Kami dalam bertugas sering mengalami dehidrasi pak, " Katanya.

    Sementara Kepala Pelaksana BPBD Kota Tegal Andri Yudi Setyawan, saat dikonfirmasi perihal adanya bantuan dari pihak lain, pihaknya mempertegas selain bantuan pihak lain, dari internal BPBD juga operasional ditanggung secara swadaya.

    "Iya mas betul. Operasional juga dibantu dari internal BPBD dengan berswadaya memberikan vitamin-vitamin. Bahkan rencananya hari senin bantuan dari pihak lain juga akan diberikan. Hari Senin. Ada acara pemberian bantuan kepada TRC dan Relawan, " Ujar Yudi.

    Alhasil, kantor pemerintah Kota Tegal yang paling bertanggung jawab atas keselamatan para relawan antar jemput dan pemakaman jenazah Covid-19 dari penularan penyebaran virus Corona adalah dinas kesehatan Kota Tegal.

    Persoalan ini akan disampaikan oleh Ketua DPRD Kota Tegal, Kusnendro, ST dalam rapat koordinasi.

    "Nanti saya sampaikan pada saat rakor, " Kata Kusnendro beberapa waktu lalu saat dikonfirmasi Jurnalis Indonesia Satu. (Anis Yahya)

    Tegal Jateng Sri Prima Indraswari Andri Yudi Setyawan Kusnendro Bagus Kristiyanto
    Anis Yahya

    Anis Yahya

    Artikel Sebelumnya

    Usai Apel Patroli Skala Besar Kapolres Tegal...

    Artikel Berikutnya

    Satu Bulan Relawan Covid-19 Kota Tegal Terlantar...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Bakamla RI Berikan Pertolongan Medis ABK KM Lintas Samudra 2 di Perairan Natuna
    Cegah Paham Radikalisme, Polri Tekankan Pentingnya Upaya Kontra Radikal 
    Hendri Kampai: Jika Anda Seorang Pejabat, Sebuah Renungan dari Hati ke Hati
    Hendri Kampai: Indonesia Baru, Mimpi, Harapan, dan Langkah Menuju Perubahan
    Kapolri-Panglima TNI Tinjau Kesiapan Program Ketahanan Pangan di Jawa Tengah

    Ikuti Kami