Anis Yahya
Anis Yahya
  • Jul 27, 2021
  • 7017

Satu Bulan Relawan Covid-19 Kota Tegal Terlantar Beberapa Perusahaan Beri Donasi

Satu Bulan Relawan Covid-19 Kota Tegal Terlantar Beberapa Perusahaan Beri Donasi
Kepala Disnakerin Kota Tegal, Heru Setyawan, Kepala Pelaksana BPBD Kota Tegal, Andri Yudi Setyawan serta Kepala Kantor Cabang BPJS, Mulyono Adi Nugroho dalam acara penyerahan donasi di halaman Kantor BPBD Jl Cempaka, Kota Tegal )Senin,26/7/2021)

TEGAL - Keprihatinan terhadap nasib para tenaga relawan yang tergabung dalam Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kota Tegal yang bertugas antar jemput hingga pemakaman jenazah Covid-19 Kota Tegal, akhirnya mendapatkan perhatian dari pihak-pihak yang justru bukan dari Satgas Covid-19 Kota Tegal, melainkan beberapa perusahaan swasta. Seperti diantaranya perusahaan distributor obat atau pedagang besar farmasi dan inisiatif ASN dilingkungan Disnakerin Kota Tegal menggalang dana membelikan asupan rempah dari IKM dan UMKM.

Pasalnya selama ini para relawan tersebut dari tanggal 24 Juni bulan lalu hingga sekarang, mereka dalam bertugas tidak mendapatkan jaminan keselamatan konsumsi perkuat imunitas maupun jaminan keselamatan dari pengelola anggaran, yakni dinas kesehatan Kota Tegal. Padahal mereka berada pada wilayah paling sensitif dalam resiko penularan virus Corona.

"Disnakerin tergerak, mencarikan bantuan vitamin, dan mengcover jamsosnaker para relawan, kalau ada musibah saat melaksanakan tugas sebagai relawan akan dapat santunan dari negara, " Ujar Heru Setyawan, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Industri Kota Tegal yang mendampingi perusahaan swasta memberikan bantuan kepada tenaga relawan melalui Tim Reaksi Cepat BPBD di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jalan Cempaka, Tegal Timur, Kota Tegal, (Senin, 26/7/2021).

"Kami ASN dilingkungan Disnakerin juga mengadakan iuran seikhlasnya dan begitu uang terkumpul kami belikan minuman herbal atau juga rempah dari IKM atau UMKM. Untuk vitamin kami mengetuk hati perusahaan distributor obat ataupun pedagang besar farmasi, " Tambah Heru Setyawan.

Beruntungnya pihak perusahaan swasta masih menaruh kepercayaan pada kepala dinas tenaga kerja untuk menyalurkan bantuan bagi para tenaga relawan. Menurutnya, Kepala BPJS Tenaga Kerjapun setelah dikomunikasikan, mereka berinisiatif dengan kocek sendiri membayari premi bagi para relawan.

"Bahkan kepala BPJS naker, dengan uang sendiri mau bayari premi agar para relawan terlindungi ketika terjadi kecelakaan kerja atau bahkan ada relawan yang meninggal dunia, " Ungkap Heru.

Sementara itu Kantor Cabang BPJS Kota Tegal merespond cepat terhadap informasi seputar nasib para relawan yang tergabung dalam Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD yang terlewatkan dari jaminan keselamatan mereka dari resiko-resiko terburuk.

"Tugas mereka sebagai petugas pemakaman atau penguburan dimana resikonya disitu ada resiko kecelakaan kerja dan ada resiko kematian. Kami dari BPJS Ketenagakerjaan berusaha untuk berpartisipasi dalam rangka ikut peduli terhadap para relawan Covid ini dengan memberikan perlindungan jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian sampai dengan desember tahun 2021, " Ujar Kepala Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Tegal, Mulyono Adi Nugroho kepada Jurnalis Indonesia Satu.

"Jadi resiko kecelakaan kerja itu dimulai ketika mereka berangkat dari rumah menuju lokasi pekerjaan bisa kantor BPBD, termasuk juga mereka melakukan tugas untuk pemakaman jenazah covid sampai mereka kembali ke rumah, " Papar Nugroho.

Lebih lanjut Nugroho mengatakan sepanjang menyangkut hubungan kerja, para relawan itu akan dilindungi terhadap resiko kecelakaan kerja. Mereka akan mendapatkan kompensasi mulai dari biaya transportasi, biaya perawatan pengobatan dengan standar rumah sakit negeri kelas satu sampai sembuh tanpa batasan.

"Kemudian kalau sampai timbul cacat kita berikan santunan cacat. Efek atau mungkin kondisi terparah dari kondisi kecelakaan kerja sampai korban meninggal kami berikan pada ahli warisnya santunan kematian, " Katanya.

Nugroho menyebutkan besaran santunan kematian sebesar 48 bulan penghasilan mereka, ditambah biaya pemakaman 10 juta, ditambah santunan berkala selama 2 tahun atau 24 bulan 500 ratus ribu per bulan.

"Nah kalau mereka meninggal diluar kecelakaan kerja namun sampai meninggal dunia karena terpapar Covid, kita akan beri santunan kematian sebesar 42 juta. Itu perlindungan yang kami berikan pada mereka, " Tambahnya.

Ditanya soal motivasi Kantor Cabang BPJS Tegal tergerak memberikan jaminan keselamatan bagi para relawan antar jemput dan pemakaman jenazah Covid-19, Nugroho mengatakannya sebagai bentuk kepedulian serta apresiasi terhadap pengabdian para relawan.

"Kami melihat bahwasannya banyak diluar sana pekerja-pekerja yang diluar pekerja formal, mereka bekerja punya resiko tetapi tidak ada perlindungannya. Khusus relawan Covid ini, mereka sudah bekerja luar biasa, pengabdiannya mereka luar biasa apalagi dimasa pandemi ini. Kalau boleh kita sebut mereka salah satu pahlawan diluar para nakes yang mereka berjuang juga untuk menyembuhkan dan merawat orang-orang yang sakit. Nah penggali kubur atau petugas pemakaman ini, mungkin ada yang terlewatkan terkait dengan perlindungannya. Kami melihat kami bisa berperan disitu untuk relawan covid khususnya para petugas pemakaman. Nah karena kami penyelenggara jaminan sosial maka yang kami berikan adalah perlindungan ketika mereka melakukan aktifitas pekerjaan, " Ujar Mulyono Adi Nugroho. Acara penyerahan donasi itu juga dihadiri Branch Manager PT. Marga Nusantara Jaya, Sigit Suharko yang mewakili perusahaan.

Terdapat beberapa perusahaan yang akhirnya ber-empati terhadap para relawan antar jemput dan pemakaman jenazah Covid-19 serta menyampaikan donasinya antara lain,

PT. Bina San Prima (15 Tuber Biferce), PT. Penta Valen (35 kotak Berto Imunku), PT. Marga Nusantara Jaya (40 botol Protecal C200), PT. Enseval Putra Megatrading (12 botol Fatigon putih dan 2 boks Fatigon merah), PT. Niaga Nusa Abadi (Beberapa slop Rokok) serta penggalangan sumbangan internal ASN Disnakerin Kota Tegal yang terdiri dari 80 bungkus wedang rempah, 64 bungkus wedang Alang-Alang, 40 bungkus Jae Sereh Alang dan 12 bungkus jahe rempah instan.

Alhasil kepedulian mereka bukan sebarapa yang diberikan, tapi sikap sense of crisis yang semestinya dapat dicontoh ditengah penanganan pengendalian penyebaran Covid-19 oleh Pemerintah Kota Tegal yang terkesan tak memiliki ruh keseriusan. Banyak pekerjaan rumah yang terabaikan seakan tak ada pengelola tergerak untuk membenahi. Hanya beberapa anggota forkopimda saja yang menjalankan secara parsial didalam tugas penyelamatan masyarakat Kota Tegal dari gempuran Corona yang mematikan tanpa tongkat komando Satgas Covid-19.

Ratusan nyawa warga Kota Tegal telah tercerabut dari tubuhnya dan membutuhkan tenaga-tenaga profesional untuk memakamkannya. Lantas bagaimana kalau para tenaga profesional itu juga turut terpapar bahkan hingga gugur dalam tugas.

"Resiko para petugas itu sangat besar untuk terpapar, apalagi kalau kondisi engga fit. Kalau ada apa-apa, saya tanggung jawab untuk pencairan uang santunan meski kita engga berharap para relawan alami musibah, " Tuturnya.

Pastinya Kota Tegal bukanlah kota dalam 'Game Online', bukan pula boneka mainan anak mamih. Ataupun bukan juga lahan kosong yang disiapkan untuk arena balap gank motor. Tapi riil Kota Tegal sebuah wilayah nyata berpenghuni hampir 300 ribu manusia yang saat ini sedang terancam eksistensinya menghadapi bencana wabah virus Corona. Dan tenaga relawan antar jemput dan pemakaman jenazah yang tergabung dalam TRC BPBD turut menentukan. (Anis Yahya)

Penulis :
Bagikan :

Berita terkait

MENU